Pada awalnya pakaian adat sehari-hari masyarakat Provinsi Jambi berupa
kain dan baju tanpa lengan. Namun, seiring perkembangan zaman dan proses
akulturasi budaya terjadi perubahan. Pakaian wanita terdiri atas baju kurung dan selendang
sebagai penutup kepala. Pakaian pria terdiri atas baju dan celana
setengah ruas. Celana ini biasanya berwarna hitam dan melebar dibagian
betis untuk keleluasaan bergerak. Kaum pria menggunakan kopiah sebagai
penutup kepala. Pakaiannya terbuat dari bahan kulit pohon terap atau
bahan tenunan. Kulit terap direndam, direbus lalu dipukul-pukul agar
bahan menjadi lemas. Bahan tenunan diperoleh dengan memintal benang
menggunakan alat tenun tradisional.
Berbeda dengan pakaian adat tradisional Orang Rimba Jambi. Kaum pria suku Rimba Jambi mengenakan cawot.
Bahan dasarnya kain biasa yang dililitkan pada pinggang menutupi
kemaluan dan dubur. Dahulunya cawot terbuat dari bahan kulit kayu yang
dihaluskan sehingga lebih lembut dan nyaman saat digunakan. Kaum wanita
memakai kain yang dililitkan dari perut ke bawah. Bagian atas dibiarkan
terbuka. Kecuali anak-anak wanita yang telah mendapatkan haid sampai
menikah 3 bulan diharuskan memakai penutup dada. Penutup dada memakai
kain yang dililitkan. Pakaian adat tradisional ini dipakai sebagai
penegas identitas suku Orang Rimba. Orang Rimba menggunakan pakaian ini
pada kehidupan sehari-hari atau pada saat upacara adat. Pada saat
upacara adat biasanya ditambahkan aksesoris tertentu sebagai pelengkap.
Sumber : Selayang Pandang Jambi : Giyarto |
Pakaian Adat Pengantin Suku Melayu Jambi
Pengantin pria adat Jambi memakai baju kurung tanggung berlengan panjang, celana (cangge), selempang songket, kain sarung songket yang dililitkan pada pinggang, ikat pinggang (pending) penutup dada (teratai dada), dan penutup kepala (lacak).
Sebagian besar bahan pakain tersebut terbuat dari kain beledu dan
bersulam emas. Sebagai pelengkap pakaian mempelai pria mengenakan keris.
Pengantin wanita adat jambi memakai baju kurung tanggung berlengan
pendek, kain sarung songket, penutup dada, dan penutup kepala (mahkota)
yang disebut pesangkon. Pengantin wanita juga mengenakan
beberapa jenis perhiasan sebagai pelengkap pakaian dengan jumlah yang
lebih banyak daripada pakaian pria. Perlengkapan pakaian pengantin
wanita meliputi anting-anting, kalung, cincin, gelang tangan, gelang
kaki, pending dan sabuk, selendang, serta selop. Sebagian besar bahan
pakaian dari kain beledu, sedangkan bahan perhiasan dari logam emas.
Pakaian Adat Pengantin Suku Batin Jambi
Pakaian adat pengantin suku Batin hampir sama dengan pakaian adat suku Melayu Jambi. Pakaian pengantin pria terdiri atas deta kepak ayam patah (destar), baju teluk belanga,
selendang songket, celana panjang genting cina, dan sarung songket yang
dililitkan pada pinggang. Kelengkapan pakaian antara lain penutup
kepala (cacak), ikat pinggang (pending),dan
selop sebagai alas kaki. Pengantin wanita memakai baju kurung berlengan
tanggung, kain songket, selendang, pending (ikat pinggang), dan konde
sebagai hiasan kepala. Kelengkapan pakaiannya, yaitu anting-anting,
kalung, penutup dada, dan selop sebagai alas kaki. Rambut mempelai
wanita disanggul dan diberi hiasan konde, kembang goyang, dan rangkaian
bunga segar.
Ada satu lagi pakaian adat di Provinsi Jambi, yaitu pakaian baselang.
Pakaian ini dipakai saat gotong royang memanen padi. Biasanya pakaian
ini dipakai para bujang dan gadis. Variasi pakaian tergantung besar
kecilnya upacara terutama pakaian wanita. Pakaian itu terdiri atas baju
kurung berlengan tanggung, sarung warna merah yang dipakai sedikit
dibawah lutut, selendang yang dililitkan pada kepala. Perlengkapan
lainnya ani-ani dan tempat padi (kiding). Pada saat
upacara yang lebih besar mengenakan pakaian yang lebih bagus, antara
lain baju, sarung, dan selendang berhiaskan sulaman emas berbagai motif.
Selain itu, juga memakai gelang emas dan ikat pinggang.
Sumber : https://www.senibudayaku.com/2017/10/pakaian-adat-jambi-lengkap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar